Minggu, 27 Oktober 2013

Cara Menghilangkan Jerawat Pada Photoshop cs 3

Disini kita akan mencoba cara menghilangkan jer.awat pada desain gambar pada photoshop cs3

Hanya dengan belajar dasar dengan ALFIZAHRA

mari kita buktikan...

Langkah-Langkahnya:

1. Kita akan mencoba pada gambar yang telah tersedia di atas.
Anda bisa download atau save as gambar di atas.

2. Buka file gambar yang sudah kamu sediakan Klik pada Healing Brush Tool (dengan otomatis kursor akan berubah menjadi bentuk Lingkaran)

Posisi Healing Brush Tool pada jerawat

3. Atur diameter/besar lingkaran Healing dengan ukuran jerawat (untuk mengganti ukuran anda Klik Kanan pada layar kerja kemudian atur besar Diameternya)
Contoh:

Setting Healing Brush Tool

4. Tekan tombol Alt sampai kursor berubah seperti lambang SnapShot kemudian klik pada bagian wajah yang paling bersih atau tanpa jerawat (pilih pada bagian dengan kontras warna yang sama dengan bagian jerawat), lepas tombol Alt kemudian anda tinggal klik pada bagian wajah yang berjerawat hingga bersih..

Jerawat Hilang

5. Agar gambar lebih cerah atur contras warna dengan melakukan langkah sbb:
= Pilih menu Image > Adjustments > Curves : ganti nilai input dan output
Sebagai rekomendasi ganti dengan * input : 99 *out put : 146 atau atur sesuai dengan selera anda.

rekomendasi setting

Hasilnya:


Kulit Lebih Putih tanpa kosmetik

sumber: ilmugrifis.com
selamat mencoba

Rabu, 16 Oktober 2013

Amalan Sholih di Awal Dzulhijah

Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala masih memberikan kita berbagai macam nikmat, kita pun diberi anugerah akan berjumpa dengan bulan Dzulhijah. Berikut kami akan menjelasakan keutamaan beramal di awal bulan Dzulhijah dan apa saja amalan yang dianjurkan ketika itu. Semoga bermanfaat.

Keutamaan Sepuluh Hari di Awal Bulan Dzulhijah
Di antara yang menunjukkan keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah adalah hadits Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ . يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ
“Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”[1]
Di antaranya lagi yang menunjukkan keutamaan hari-hari tersebut adalah firman Allah Ta’ala,
وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al Fajr: 2). Di sini Allah menggunakan kalimat sumpah. Ini menunjukkan keutamaan sesuatu yang disebutkan dalam sumpah.[2] Makna ayat ini, ada empat tafsiran dari para ulama yaitu: sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sepuluh hari pertama bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Muharram.[3] Malam (lail) kadang juga digunakan untuk menyebut hari (yaum), sehingga ayat tersebut bisa dimaknakan sepuluh hari Dzulhijah.[4] Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan bahwa tafsiran yang menyebut sepuluh hari Dzulhijah, itulah yang lebih tepat. Pendapat ini dipilih oleh mayoritas pakar tafsir dari para salaf dan selain mereka, juga menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas.[5]
Keutamaan Beramal di Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijah
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.”[6]
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari lainnya dan di sini tidak ada pengecualian. Jika dikatakan bahwa amalan di hari-hari tersebut lebih dicintai oleh Allah, itu menunjukkan bahwa beramal di waktu itu adalah sangat utama di sisi-Nya.”[7]
Bahkan jika seseorang melakukan amalan yang mafdhul (kurang utama) di hari-hari tersebut, maka bisa jadi lebih utama daripada seseorang melakukan amalan yang utama di selain sepuluh hari awal bulan Dzulhijah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Beliau pun menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah.” Lalu beliau memberi pengecualian yaitu jihad dengan mengorbankan jiwa raga. Padahal jihad sudah kita ketahui bahwa ia adalah amalan yang mulia dan utama. Namun amalan yang dilakukan di awal bulan Dzulhijah tidak kalah dibanding jihad, walaupun amalan tersebut adalah amalan mafdhul (yang kurang utama) dibanding jihad.[8]
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hal ini menunjukkan bahwa amalan mafdhul (yang kurang utama) jika dilakukan di waktu afdhol (utama) untuk beramal, maka itu akan menyaingi amalan afdhol (amalan utama) di waktu-waktu lainnya. Amalan yang dilakukan di waktu afdhol untuk beramal akan memiliki pahala berlebih karena pahalanya yang akan dilipatgandakan.”[9] Mujahid mengatakan, “Amalan di sepuluh hari pada awal bulan Dzulhijah akan dilipatgandakan.”[10]
Sebagian ulama mengatakan bahwa amalan pada setiap hari di awal Dzulhijah sama dengan amalan satu tahun. Bahkan ada yang mengatakan sama dengan 1000 hari, sedangkan hari Arofah sama dengan 10.000 hari. Keutamaan ini semua berlandaskan pada riwayat fadho’il yang lemah (dho’if). Namun hal ini tetap menunjukkan keutamaan beramal pada awal Dzulhijah berdasarkan hadits shohih seperti hadits Ibnu ‘Abbas yang disebutkan di atas.[11]
Amalan yang Dianjurkan di Sepuluh Hari Pertama Awal Dzulhijah
Keutamaan sepuluh hari awal Dzulhijah berlaku untuk amalan apa saja, tidak terbatas pada amalan tertentu, sehingga amalan tersebut bisa shalat, sedekah, membaca Al Qur’an, dan amalan sholih lainnya.[12] Di antara amalan yang dianjurkan di awal Dzulhijah adalah amalan puasa. Dari Hunaidah bin Kholid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya[13], …”[14]
Di antara sahabat yang mempraktekkan puasa selama sembilan hari awal Dzulhijah adalah Ibnu ‘Umar. Ulama lain seperti Al Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin dan Qotadah juga menyebutkan keutamaan berpuasa pada hari-hari tersebut. Inilah yang menjadi pendapat mayoritas ulama. [15]
Namun ada sebuah riwayat dari ‘Aisyah yang menyebutkan,
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- صَائِمًا فِى الْعَشْرِ قَطُّ
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada sepuluh hari bulan Dzulhijah sama sekali.”[16] Mengenai riwayat ini, para ulama memiliki beberapa penjelasan.
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan puasa ketika itu –padahal beliau suka melakukannya- karena khawatir umatnya menganggap puasa tersebut wajib.[17]
Imam Ahmad bin Hambal menjelaskan bahwa ada riwayat yang menyebutkan hal yang berbeda dengan riwayat ‘Aisyah di atas. Lantas beliau menyebutkan riwayat Hafshoh yang mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan puasa pada sembilan hari awal Dzulhijah. Sebagian ulama menjelaskan bahwa jika ada pertentangan antara perkataan ‘Aisyah yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berpuasa sembilan hari Dzulhijah dan perkataan Hafshoh yang menyatakan bahwa beliau malah tidak pernah meninggalkan puasa sembilan hari Dzulhijah, maka yang dimenangkan adalah perkataan yang menetapkan adanya puasa sembilan hari Dzulhijah.
Namun dalam penjelasan lainnya, Imam Ahmad menjelaskan bahwa maksud riwayat ‘Aisyah adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa penuh selama sepuluh hari Dzulhijah. Sedangkan maksud riwayat Hafshoh adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di mayoritas hari yang ada. Jadi, hendaklah berpuasa di sebagian hari dan berbuka di sebagian hari lainnya.[18]
Kesimpulan: Boleh berpuasa penuh selama sembilan hari bulan Dzulhijah (dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijah) atau berpuasa pada sebagian harinya.
Catatan: Kadang dalam hadits disebutkan berpuasa pada sepuluh hari awal Dzulhijah. Yang dimaksudkan adalah mayoritas dari sepuluh hari awal Dzulhijah, hari Idul Adha tidak termasuk di dalamnya dan tidak diperbolehkan berpuasa pada hari ‘Ied.[19]
Keutamaan Hari Arofah
Di antara keutamaan hari Arofah (9 Dzulhijah) disebutkan dalam hadits berikut,
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah di hari Arofah (yaitu untuk orang yang berada di Arofah). Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?”[20]
Itulah keutamaan orang yang berhaji. Saudara-saudara kita yang sedang wukuf di Arofah saat ini telah rela meninggalkan sanak keluarga, negeri, telah pula menghabiskan hartanya, dan badan-badan mereka pun dalam keadaan letih. Yang mereka inginkan hanyalah ampunan, ridho, kedekatan dan perjumpaan dengan Rabbnya. Cita-cita mereka yang berada di Arofah inilah yang akan mereka peroleh. Derajat mereka pun akan tergantung dari niat mereka masing-masing.[21]
Keutamaan yang lainnya, hari arofah adalah waktu mustajabnya do’a. Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah.”[22] Maksudnya, inilah doa yang paling cepat dipenuhi atau terkabulkan.[23] Jadi hendaklah kaum muslimin memanfaatkan waktu ini untuk banyak berdoa pada Allah. Do’a pada hari Arofah adalah do’a yang mustajab karena dilakukan pada waktu yang utama.
Jangan Tinggalkan Puasa Arofah
Bagi orang yang tidak berhaji dianjurkan untuk menunaikan puasa Arofah yaitu pada tanggal 9 Dzulhijah. Hal ini berdasarkan hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arofah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.”[24] Hadits ini menunjukkan bahwa puasa Arofah lebih utama daripada puasa ‘Asyuro. Di antara alasannya, Puasa Asyuro berasal dari Nabi Musa, sedangkan puasa Arofah berasal dari Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.[25] Keutamaan puasa Arofah adalah akan menghapuskan dosa selama dua tahun dan dosa yang dimaksudkan di sini adalah dosa-dosa kecil. Atau bisa pula yang dimaksudkan di sini adalah diringankannya dosa besar atau ditinggikannya derajat.[26]
Sedangkan untuk orang yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa Arofah.
Dari Ibnu ‘Abbas, beliau berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَفْطَرَ بِعَرَفَةَ وَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ أُمُّ الْفَضْلِ بِلَبَنٍ فَشَرِبَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa ketika di Arofah. Ketika itu beliau disuguhkan minuman susu, beliau pun meminumnya.”[27]
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar bahwa beliau ditanya mengenai puasa hari Arofah di Arofah. Beliau mengatakan,
حَجَجْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ أَبِى بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ. وَأَنَا لاَ أَصُومُهُ وَلاَ آمُرُ بِهِ وَلاَ أَنْهَى عَنْهُ
“Aku pernah berhaji bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak menunaikan puasa pada hari Arofah. Aku pun pernah berhaji bersama Abu Bakr, beliau pun tidak berpuasa ketika itu. Begitu pula dengan ‘Utsman, beliau tidak berpuasa ketika itu. Aku pun tidak mengerjakan puasa Arofah ketika itu. Aku pun tidak memerintahkan orang lain untuk melakukannya. Aku pun tidak melarang jika ada yang melakukannya.”[28]
Dari sini, yang lebih utama bagi orang yang sedang berhaji adalah tidak berpuasa ketika hari Arofah di Arofah dalam rangka meneladani Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Khulafa’ur Rosyidin (Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman), juga agar lebih menguatkan diri dalam berdo’a dan berdzikir ketika wukuf di Arofah. Inilah pendapat mayoritas ulama.[29]
Puasa Hari Tarwiyah (8 Dzulhijah)
Ada riwayat yang menyebutkan,
صَوْمُ يَوْمَ التَّرْوِيَّةِ كَفَارَةُ سَنَة
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu.”
Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih.[30] Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perowi yang pendusta.[31] Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if (lemah).[32]
Oleh karena itu, tidak perlu berniat khusus untuk berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah karena hadisnya dha’if (lemah). Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, maka itu diperbolehkan. Wallahu a’lam.
Siapakah yang Harus Diikuti dalam Puasa Arofah?
Permasalahan ini sering muncul dari berbagai pihak ketika menghadapi hari Arofah. Ketika para jama’ah haji sudah wukuf tanggal 9 Dzulhijah di Saudi Arabia, padahal di Indonesia masih tanggal 8 Dzulhijah, mana yang harus diikuti dalam puasa Arofah? Apakah ikut waktu jama’ah haji wukuf atau ikut penanggalan Hijriyah di negeri ini sehingga puasa Arofah tidak berpapasan dengan wukuf di Arofah?
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin mendapat pertanyaan sebagai berikut,
إذا اختلف يوم عرفة نتيجة لاختلاف المناطق المختلفة في مطالع الهلال فهل نصوم تبع رؤية البلد التي نحن فيها أم نصوم تبع رؤية الحرمين؟
“Jika terdapat perbedaan tentang penetapan hari Arofah disebabkan perbedaan mathla’ (tempat terbit bulan) hilal karena pengaruh perbedaan daerah. Apakah kami berpuasa mengikuti ru’yah negeri yang kami tinggali ataukah mengikuti ru’yah Haromain (dua tanah suci)?”
Syaikh rahimahullah menjawab,
هذا يبنى على اختلاف أهل العلم: هل الهلال واحدفي الدنيا كلها أم هو يختلف باختلاف المطالع؟ والصواب أنه يختلف باختلاف المطالع، فمثلاً إذا كان الهلال قد رؤي بمكة، وكان هذا اليوم هو اليوم التاسع، ورؤي في بلد آخر قبل مكة بيوم وكان يوم عرفة عندهم اليوم العاشر فإنه لا يجوز لهم أن يصوموا هذا اليوم لأنه يوم عيد، وكذلك لو قدر أنه تأخرت الرؤية عن مكة وكان اليوم التاسع في مكة هو الثامن عندهم، فإنهم يصومون يوم التاسع عندهم الموافق ليوم العاشر في مكة، هذا هو القول الراجح، لأن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: «إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا» وهؤلاء الذين لم يُر في جهتهم لم يكونوا يرونه، وكما أن الناس بالإجماع يعتبرون طلوع الفجر وغروب الشمس في كل منطقة بحسبها، فكذلك التوقيت الشهري يكون كالتوقيت اليومي.
“Permasalahan ini adalah derivat dari perselisihan ulama apakah hilal untuk seluruh dunia itu satu ataukah berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah. Pendapat yang benar, hilal itu berbeda-beda mengikuti perbedaan daerah.
Misalnya di Mekkah terlihat hilal sehingga hari ini adalah tanggal 9 Dzulhijjah. Sedangkan di negara lain, hilal Dzulhijjah telah terlihat sehari sebelum ru’yah Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah adalah tanggal 10 Dzulhijjah di negara tersebut. Tidak boleh bagi penduduk Negara tersebut untuk berpuasa Arofah pada hari ini karena hari ini adalah hari Iedul Adha di negara mereka.
Demikian pula, jika kemunculan hilal Dzulhijjah di negara itu selang satu hari setelah ru’yah di Mekkah sehingga tanggal 9 Dzulhijjah di Mekkah itu baru tanggal 8 Dzulhijjah di negara tersebut. Penduduk negara tersebut berpuasa Arofah pada tanggal 9 Dzulhijjah menurut mereka meski hari tersebut bertepatan dengan tanggal 10 Dzulhijjah di Mekkah.
Inilah pendapat yang paling kuat dalam masalah ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat hilal Ramadhan hendaklah kalian berpuasa dan jika kalian melihat hilal Syawal hendaknya kalian berhari raya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang di daerah mereka hilal tidak terlihat maka mereka tidak termasuk orang yang melihatnya.
Sebagaimana manusia bersepakat bahwa terbitnya fajar serta tenggelamnya matahari itu mengikuti daerahnya masing-masing, demikian pula penetapan bulan itu sebagaimana penetapan waktu harian (yaitu mengikuti daerahnya masing-masing).” [33] –Demikian penjelasan dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah-. Namun kami menghargai pendapat yang berbeda dengan penjelasan Syaikh di atas. Hendaklah kita bisa menghargai pendapat ulama yang masih ada ruang ijtihad di dalamnya.
Demikian pembahasan kami mengenai amalan di awal Dzulhijah dan puasa Arofah. Semoga Allah memudahkan kita beramal sholih dengan ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi-Nya.
***


Artikel www.muslim.or.id

Minggu, 13 Oktober 2013

Cara Membuat Skrip Kursor Tulisan Berputar

Malem temen-temen jumpa lagi ni ma Alfi,kali ini Alfi mau bagikan tentang tutorial blog
Pertama yang harus anda lakukan adalah,
Login ke akun blogger anda masing-masing
Kemudian Pilih Tata Letak --> Edit HTML.

Tips : Sebelum anda melakukan edit template, sebaiknya simpan dulu template anda, dengan cara meng-klik tulisan Download Template Lengkap. Kemudian simpan kedalam harddisk atau media penyimpanan lainnya. Sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak di inginkan anda masih bisa mengembalikan keadaaan blog anda seperti semula.

Cari kode </head>

Tips : Untuk mempercepat pencarian anda, gunakan tombol F3/CTRL F.
Kalau sudah ketemu, copas kode berikut diatasnya.

<style type='text/css'>
/* Circle Text Styles */
#outerCircleText {
/* Optional - DO NOT SET FONT-SIZE HERE, SET IT IN THE SCRIPT */
font-style: italic;
font-weight: bold;
font-family: 'comic sans ms', verdana, arial;
color: #000;
/* End Optional */

/* Start Required - Do Not Edit */
position: absolute;top: 0;left: 0;z-index: 3000;cursor: default;}
#outerCircleText div {position: relative;}
#outerCircleText div div {position: absolute;top: 0;left: 0;text-align: center;}
/* End Required */
/* End Circle Text Styles */
</style>
<script type='text/javascript'>
//<![CDATA[
/* Circling text trail- Tim Tilton
Website: http://www.tempermedia.com/
Visit: http://www.dynamicdrive.com/ for Original Source and tons of scripts
Modified Here for more flexibility and modern browser support
Modifications as first seen in http://www.dynamicdrive.com/forums/
username:jscheuer1 - This notice must remain for legal use
*/

;(function(){

// Your message here (QUOTED STRING)
var msg = "Masukkan teks kamu disini";

/* THE REST OF THE EDITABLE VALUES BELOW ARE ALL UNQUOTED NUMBERS */

// Set font's style size for calculating dimensions
// Set to number of desired pixels font size (decimal and negative numbers not allowed)
var size = 24;

// Set both to 1 for plain circle, set one of them to 2 for oval
// Other numbers & decimals can have interesting effects, keep these low (0 to 3)
var circleY = 0.75; var circleX = 2;

// The larger this divisor, the smaller the spaces between letters
// (decimals allowed, not negative numbers)
var letter_spacing = 5;

// The larger this multiplier, the bigger the circle/oval
// (decimals allowed, not negative numbers, some rounding is applied)
var diameter = 10;

// Rotation speed, set it negative if you want it to spin clockwise (decimals allowed)
var rotation = 0.4;

// This is not the rotation speed, its the reaction speed, keep low!
// Set this to 1 or a decimal less than one (decimals allowed, not negative numbers)
var speed = 0.3;

////////////////////// Stop Editing //////////////////////

if (!window.addEventListener && !window.attachEvent || !document.createElement) return;

msg = msg.split('');
var n = msg.length - 1, a = Math.round(size * diameter * 0.208333), currStep = 20,
ymouse = a * circleY + 20, xmouse = a * circleX + 20, y = [], x = [], Y = [], X = [],
o = document.createElement('div'), oi = document.createElement('div'),
b = document.compatMode && document.compatMode != "BackCompat"? document.documentElement :

document.body,

mouse = function(e){
e = e || window.event;
ymouse = !isNaN(e.pageY)? e.pageY : e.clientY; // y-position
xmouse = !isNaN(e.pageX)? e.pageX : e.clientX; // x-position
},

makecircle = function(){ // rotation/positioning
if(init.nopy){
o.style.top = (b || document.body).scrollTop + 'px';
o.style.left = (b || document.body).scrollLeft + 'px';
};
currStep -= rotation;
for (var d, i = n; i > -1; --i){ // makes the circle
d = document.getElementById('iemsg' + i).style;
d.top = Math.round(y[i] + a * Math.sin((currStep + i) / letter_spacing) * circleY - 15) +

'px';
d.left = Math.round(x[i] + a * Math.cos((currStep + i) / letter_spacing) * circleX) + 'px';
};
},

drag = function(){ // makes the resistance
y[0] = Y[0] += (ymouse - Y[0]) * speed;
x[0] = X[0] += (xmouse - 20 - X[0]) * speed;
for (var i = n; i > 0; --i){
y[i] = Y[i] += (y[i-1] - Y[i]) * speed;
x[i] = X[i] += (x[i-1] - X[i]) * speed;
};
makecircle();
},

init = function(){ // appends message divs, & sets initial values for positioning arrays
if(!isNaN(window.pageYOffset)){
ymouse += window.pageYOffset;
xmouse += window.pageXOffset;
} else init.nopy = true;
for (var d, i = n; i > -1; --i){
d = document.createElement('div'); d.id = 'iemsg' + i;
d.style.height = d.style.width = a + 'px';
d.appendChild(document.createTextNode(msg[i]));
oi.appendChild(d); y[i] = x[i] = Y[i] = X[i] = 0;
};
o.appendChild(oi); document.body.appendChild(o);
setInterval(drag, 25);
},

ascroll = function(){
ymouse += window.pageYOffset;
xmouse += window.pageXOffset;
window.removeEventListener('scroll', ascroll, false);
};

o.id = 'outerCircleText'; o.style.fontSize = size + 'px';

if (window.addEventListener){
window.addEventListener('load', init, false);
document.addEventListener('mouseover', mouse, false);
document.addEventListener('mousemove', mouse, false);
if (/Apple/.test(navigator.vendor))
window.addEventListener('scroll', ascroll, false);
}
else if (window.attachEvent){
window.attachEvent('onload', init);
document.attachEvent('onmousemove', mouse);
};

})();
//]]>
</script>

Sekarang simpan template anda dan lihat sendiri perubahan nya,, hehehe
Bagaimana??

Catatan : Ganti teks yang berwarna merah dengan teks yang anda inginkan dan yang berwarna biru untuk ukuran teks.

Sumber:http://airsoftgunwargame.blogspot.com

Sabtu, 12 Oktober 2013

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD                                    :         SD Negeri 3 Kalitengah
Mata pelajaran            :          Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester          :          II/2
Standar Kompetensi  :         6.      Membaca dan menulis huruf Alqur’an
Kompetensi Dasar      :         6.1    Membaca huruf hijaiah bersambung
Indikator                        :         6.1.1 Mengenal huruf hijaiah bersambung
                                                     6.1.2 Membaca huruf hijaiah bersanbung
                                                     6.1.3 Memahami bentuk perubahan huruf hijaiah secara
                                                               benar
Alokasi Waktu               :        6x35 menit (2x pertemuan)
Tujuan Pembelajaran  :       1. Siswa dapat mengenal huruf hijaiah  bersambung
                                                   2. Siswa dapat membaca huruf hijaiah  bersambung
                                                   3. Siswa   Memahami bentuk perubahan huruf hijaiah secara
                                                       benar
Materi pembelajaran    :       Huruf hijaiah bersambung
Metode Pembelajaran  :      1. Siswa mengadakan tanya jawab dengan teman-temanya
                                                       tentang huruf hijaiah bersanbung
                                                   2. Siswa berlatih membaca huruf hijaiah bersambung
                                                   3. Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang bentuk
                                                       perubahan huruf hijaiah

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
1.       Kegiatan Pendahuluan
-          Siswa menyebutkan kembali huruf hijaiah yang telah mereka hafal
-          Guru mengenalkan bahan ajaran kepada siswa mengenai huruf hijaiah bersambung
2.      Kegiatan Inti
-          Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang huruf hijaiah bersambung dan bentuk-bentuknya
-          Siswa mengenal tentang huruf hijaiah bersambung
-          Siswa membaca huruf hijaiah bersambung secara klasikal dan kelompok mengikuti bacaan guru
-          Siswa memahami tentang bentuk perubahan huruf hijaiah
-          Siswa menjawab pertanyaan guru yang berkaitan dengan bahan ajar
3.      Kegiatan Penutup
-          Siswa di minta melakukan aktivitas yang ada di halaman 77-78
-          Siswa di minta menulis bentuk-bentuk perubahan huruf hijaiah di buku tugas

     Alat/Sumber Belajar:
1.      Tulisan lafal huruf hijaiah pada karton atau papan tulis
2.      Tulisan lafal huruf hijaiah bersambung pada karton atau papan tulis
3.      Buku tajwid
4.      Buku pendidikan agama Islam jilid II Aneka Ilmu
5.      Alqur’an
6.      Kaset dan CD Alqur’an
7.      Pengalaman guru
8.      Lingkungan sekitar
Penilaian:
1.      Bagaimana bunyi kalimat-kalimat di bawah ini:
a.        مسدر
b.      تر الم
c.       محمد
2.      Beri harakat kalimat berikut sehingga berbunyi
امهلهم




Mengetahui,                                                Pancur,20 November 2012
     Kepala SDN 3 Kalitengah                                           Guru Pendidikan Agama Islam                                               


    (SUPRIYONO UNTIYANTO,S.Pd)                               (       NURUL ALFIAH       )
    NIP.19630430 198405 1 002

Jumat, 11 Oktober 2013

CARA MEMBUAT KUE BOLU YANG EMPUK

Hai sobat jumpa lagi ma...aku Alfi yang baik hati....
he he he he.........
met malem sobat akhir akhir ini aku suka banget membuat kue bolu,walapun aku gak begitu suka tapi aku pengen bisa membuat aja   yah......mungkin sebagai pengalaman juga.........................
okey kali ini, Alfi mau berbagi cara membuat kue bolu yang empuk dan lezat......
oh ya temeen-temen  Alfi sudah mencobanya lho  gini caranya:
Sudah penasaran tentang bagaimana cara membuatnya? Oke sabar ya, di bawah ini akan kita bahas. Lanjutin aja bacanya. Oh iya sebelumnya ada dua jenis kue bolu, ada kue bolu yang di panggang(oven) dan kue bolu kukus. Nah kalo yang ini termasuk kue bolu panggang ya jadi harus sedia oven. Mengapa saya memilih cara menggunakan oven karena kualitas rasanya lebih berasa daripada bolu kukus. Oke langsung saja yu, siapkan bahan-bahannya dulu.

Bahan-bahan Kue Bolu

  • telur ayam, 6 butir 
  • gula pasir halus, 150 g
  • mentega yang dilelehkan, 100 gram 
  • 1 sdt pasta pandan 
  • 1 sdm air daun suji pandan
Bahan yang di ayak
  • 1/2 sdt baking powder
  • 150 gr tepung terigu segitiga biru
Cara Membuat kue bolu pandan :
1. Kocok telur dan gula hingga mengental, berwarna putih, dan mengembang.
2. Masukkan campuran terigu pelan-pelan bergantian dengan mentega yang sudah dilelehkan. Hal ini dilakukan supaya bahan tercampur dengan baik.
3. Tambahkan pasta pandan atau air daun suji pandan kemudian aduk hingga rata. Bahan ini berguna untuk memberi warna dan aroma kehijau-hijauan pandan.
4. Tuangkan ke dalam loyang bundar 20 cm yang sudah di olesi mentega dan ditaburi sedikit terigu lalu ratakan.
5. Masukan dalam oven dan oanggang dalam suhu 180 C selama 30 menit hingga matang.
6. Jika sudah matang, angkat kemudian sisihkan.
7. Kue bolu pandan siap disajikan.



 Begitulah temen2 sedikit cara tentang pembuatan kue bolu 
met malam besok ta jumpa lagi, doakan aja biar karya  jalan terus amin....................
 

Rabu, 09 Oktober 2013

CARA KIRIM TAUTAN DI GROUP FB

Bagaimana cara mengirim tautan ke grup?

Pengurus grup dapat memilih apakah tautan dapat dikirim ke grupnya. Jika Anda dibolehkan mengirim tautan, ikuti petunjuk di bawah ini:
  1. Buka group
  2. Salin dan tempelkan alamat web (URL) di bagian "Tuliskan sesuatu..." di halaman grup
  3. Klik "Kirim"
Jika grup itu terbuka, tautan dapat dilihat oleh siapa pun yang melihat grup itu. Tautan yang dikirim ke grup yang tertutup dan rahasia hanya dapat dilihat oleh sesama anggota. Ingatlah bahwa pengurus memiliki kemampuan menghapus tautan yang tidak mereka inginkan terkait dengan grupnya.

TRIK MERAWAT KOMPUTER/LAPTOP

Untuk urusan merawat ini saya
memiliki beberapa tips cara
sederhana dan mudah untuk
merawat laptop dan komputer agar
dapat lebih awet dan tahan lama:
1. Jaga kebersihan kompter dan
laptop
Bersihkan secara rutin komputer dan
laptop dengan menggunakan lap
kain. Bila anda tidak terbiasa
menggunakan cairan khusus,
sebaiknya jangan menggunakan
cairan sama sekali. Gunakan kain
yang lembut tetapi tidak
meninggalkan serpihan “bulu”, agar
tidak menggores layar (screeen) dari
monitor atau LCD anda.
2. Jauhkan dari Makanan dan
Minuman.
Jauhkan dari kemungkinan kejatuhan
remeh makanan atau kemasukan air
minuman. Agar komputer / laptop
tetap bersih.


3. Lepaskan komponen tambahan
yang sudah tidak terpakai.
Bila anda telah selesai menggunakan
usb flashdisk, CD, DVD atau
perangkat lainnya sebaiknya
lepaskan perangkat tersebut dari
komputer bila sudah tidak akan
dipakai lagi. Selain “lifetime”
perangkat tersebut dapat bertahan
lebih lama, kinerja dan performance
komputer pun dapat dipertahankan.
4. Berikan Ruang untuk melepaskan
panas dari laptop / komputer
Sediakan ruang yang cukup agar
panas yang ada di komputer dapat
dibuang / dilepaskan secara
sempurna. Komponen elektronik
umumnya tidak dapat bekerja
dengan baik bila terlalu panas, atau
bahkan bisa rusak. Bila anda
menggunakan laptop, buka terlebih
dahulu tas / pembungkus laptop
sebelum bekerja. Selain itu jangan
menaruh laptop di atas kasur ketika
anda sedang bekerja atau
menggunakannya. Dengan menaruh
laptop di atas kasur, sebagian panas
tidak dapat dibuang, sehingga laptop
akan semakin panas. Alternatif
solusinya adalah menggunakan
meletakkan Notepad Cooler di
bagian bawah laptop, sehingga ada
jarak antara laptop dengan kasur.
Notepad Cooler juga sebaiknya anda
gunakan sekalipun tidak bekerja di
atas kasur tempat tidur.
5. Jangan sembarangan mematikan
komputer / laptop.
Jangan karena anda ingin komputer
cepat mati, lalu anda menggunakan
tombol power untuk mematikan arus
listrik. Memang cara tersebut
efektif, tapi harddisk anda lama
kelamaan akan cepat rusak dengan
munculnya “bad sector”. Kenapa?
Ketika anda mematikan arus listrik,
mungkin head sedang berada di
tengah-tengah piringan harddisk, dan
ketika listrik mati jarum dari head
mungkin saja menyentuh piringan
harddisk yang sedang berputar. Bila
tergores cukup parah, maka akan
muncul bad sector pada hard disk
anda.
6. Gunakan UPS atau sejenisnya
Bila anda menggunakan komputer
atau sering menggunakan laptop
tanpa baterray (langsung
menggunakan arus listrik PLN),
maka sebaiknya anda menggunakan
UPS. Dengan menggunakan UPS,
ketika terjadi listrik padam anda
dapat menyimpan pekerjaan anda
terlebih dahulu. Setelah itu
segeralah mematikan komputer
anda. Dengan demikian anda akan
mengurangi kemungkinan
tergoresnya harddisk .